Ponsel Nokia 5233 Meledak: Tewaskan Seorang Remaja Putri di India
Baru-baru ini, beredar kabar bahwa sebuah ponsel lawas Nokia meledak dan menewaskan seorang remaja. Ponsel apakah itu? Siapa nama remaja tersebut? Mari kita cari tahu bersama.
Nokia 5233 meledak – Tewaskan seorang remaja putri
Seorang remaja putri bernama Uma Omran berusia 19 tahun yang bertempat tinggal di Distrik Odisha, India, dilaporkan meninggal dunia setelah ponsel miliknya yaitu Nokia 5233 meledak. Menurut anggota keluarganya, sebelum insiden itu terjadi, ia sedang bertelepon dengan kerabatnya dengan menggunakan ponsel yang sedang di-charge. Akibat ledakan tersebut, Uma terpental. Tangan, dada, dan kakinya terluka. Setelah itu, Uma dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, nyawanya tidak tertolong.
HMD Global yang kini memegang lisensi smartphone merek Nokia tidak bertanggung jawab atas kejadian ini karena ponsel tersebut tidak diproduksi dan dijual oleh mereka. Ya, Nokia 5233 saat itu diluncurkan oleh Nokia yang masih berstatus sebagai produsen ponsel ternama. Meski demikian, investigasi terkait insiden ini sedang berlangsung. Seperti diketahui, divisi ponsel dan smartphone Nokia dijual ke Microsoft pada 2014. Karena bisnis smartphone Lumia yang menjalankan Windows mengecewakan, Microsoft kembali menjual divisi ponsel Nokia. Nah, pada bulan Mei 2016, Nokia mengumumkan bahwa pihaknya akan kembali bertarung di pasar smartphone global. Proses produksi dan penjualan smartphone Android Nokia kini ditangani oleh HMD Global sebagai pemegang lisensi.
Nokia 5233 sendiri meluncur delapan tahun lalu, tepatnya pada Januari 2010. Nokia 5233 hadir dengan layar TFT berukuran 3,2 inci dengan resolusi 360 x 640 piksel. Kapasitas RAM-nya 128 MB, sedangkan kapasitas memori internalnya 70 MB dan masih dapat ditambah melalui kartu microSD hingga 16 GB. Sistem operasi yang dijalankannya masih Symbian. Di sisi belakang, ada kamera 2 MP tanpa dukungan LED flash. Sebagai sumber energinya adalah baterai 1320 mAh yang dapat dilepas pasang.
Apa yang dapat kita pelajari dari kasus ini?
Nah, apa yang dapat dipelajari dari insiden ini? Sebaiknya kita tidak bertelepon dengan smartphone yang sedang di-charge. Seperti diketahui, smartphone yang sedang di-charge memiliki suhu yang lebih tinggi. Selain itu, smartphone yang digunakan untuk bertelepon juga menghasilkan suhu yang tinggi. Nah, kombinasi keduanya tentu menghasilkan suhu smartphone yang terlalu tinggi (overheating). Sebaiknya lepas smartphone dari charger ketika kalian ingin menggunakannya untuk bertelepon.